Lawang Seblawong



NPM: 118020502



Lawang seblawong atau pintu seblawong yaitu pintu raksasa yang menjulang tinggi yang menjadi ikon Keraton Kanoman ini, lawang ini merupakan pintu utama dan pintu besar ini berwarna putih dengan dihiasi piring-piring kecil yang menempel pada setiap dindingnya ditengahnya pintu ini terbuat dari kayu dan berwarna coklat pintu inipun terlihat kokoh. Blawong berasal dari bahasa sunda kuno yang memiliki arti yaitu tinggi. Pintu seblawong ini sudah ada sejak era Prabu Jayabhupati sebelum keraton kanoman ada, pintu itu sudah ada  disini. Perkembangan pintu seblawong ini dimanfaatkan menjadi akses masuk. Saat ini pintu seblawong hanya dibuka pada saat ritual panjang jimat saja atau maulid nabi baru pintu seblawong bisa dibuka. Sekarang kalau iring-iringan panjang jimat lewat pintu itu. Pintu hanya ada 3 tempat yakni keraton kanoman, kerajaan padjajaran, dan kahyangan. Saat ritual panjang jimat para lelembut berkumpul disekitar pintu seblawong. Bangunan yang kokoh ini terkesan bergaya kolonial, disamping besarnya yang sangat mencolok, bangunan ini memiliki ragam hias tiang-tiang yang samara dengan pelipit vertikal dan horizontal, ditengah-tengahnya dihubungkan dengan pelipit vertikal dan melengkung. Dibawah lengkungan ini merupakan batas pintu yang terbuat dari kayu jati. Seluruh bangunan ini diberi hiasan piring-piring keramik yang menempel pada seluruh permukaan tembok.
Pintu seblawong ini sangat sayang jika hanya dilihat saja, sembari kita melihat atau keliling keraton kanomannya kita bisa lihat salah satu pintu yang besar ini sayang jika untuk dilewatkan, kita jangan hanya jalan-jalannya saja sambil foto-foto dipintu seblawong ini juga lebih menarik hehe lumayan bagus foto disini sembari menghilangkan capek sejenak kita bisa mengamati pintu ini dengan seksama karena pintu seblawong ini sangatlah unik karena bentuknya yang sangat tinggi, tapi pintu ini tidak dibuka setiap hari cuman kita hanya bisa melihatnya dari depan samping dan belakang karena pintu ini hanya dibuka pada saat hari besar saja seperti perayaan maulid nabi. Pada saat perayaan itu tiba barulah pintu itu bisa buka. Pintu yang terbuat dari kayu jati dan tebal ini sayangnya hanya dibuka setiap tahun sekali saja, pintu seblawong ini pun hanya dilewati oleh sultan ketika pawai alegori atau bernuansa sufi.