Kereta Kencana Paksi Naga Liman

Kereta Kencana Paksi Naga Liman
Kereta kencana Paksi Naga Liman adalah kereta kencana milik Keraton Kanoman. Dulu, kereta ini digunakan raja Keraton Kanoman untuk menghadiri upacara kebesaran. Selain itu, kereta ini juga digunakan untuk kirab pengantin keluarga Sultan Kanoman. Kereta Kencana Paksi Naga Liman dibuat pada tahun 1608 berdasarkan angka Jawa 1530 pada leher badan kereta yang merupakan angka tahun Saka. Sejak tahun 1930, kereta ini tidak digunakan dan disimpan di museum Keraton Kanoman atau yang biasa disebut dengan Gedung Pusaka; sedangkan yang sering dipakai pada perayaan-perayaan merupakan kereta tiruannya. Kereta ini berukuran panjang 3 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 2,6 meter dan ditarik oleh enam ekor kuda bule. Badan kereta terbagi dua bagian, yakni bagian atas dari kayu sebagai tempat duduk penumpang dan bagian bawah dari besi berupa rangkaian empat roda kereta. Bagian atas kereta berbentuk perpaduan tiga hewan seperti namanya, yakni burung garuda (paksi), ular naga (naga), dan gajah (liman). Perpaduan ke-3 hewan tersebut dirancang menjadi bentuk kereta kencana dengan tempat duduk penumpang berbentuk badan gajah yang kakinya dilipat, berekor naga, bersayap garuda, dan berkepala perpaduan antara naga dan gajah. Di bagian kepala, wajah gajah berbelalai mencuat ke atas memegang trisula dan tombak. 

Keraton Kencana Paksi Naga Liman memperlihatkan berbagai pengaruh budaya dari luar Cirebon. Nampak pengaruh budaya Islam (Arab), Hindu (India) dan Tiongkok yang digambarkan dalam kereta kencana yang ditarik oleh binatang mistik Paksi Naga Liman. Kereta Kencana Paksi Naga Liman juga mengambil inspirasi dari kendaraan perang Bhatara Indra. Desain kereta ini tersimpan pesan yang sarat makna pada sosok Paksi Naga Liman.
  • Paksi yang merupakan burung dengan badan bersayap adalah penanda simbol negeri Timur Tengah dan unsur Islam yang diturunkan di Timur Tengah. 
  • Naga berbentuk kepala bermahkota hewan naga merupakan wujud penguasa Caruban yang dinamakan Mang. Sosok Mang sediri adalah sosok yang telah mafhum (paham) sebagai simbolisasi atas negeri Tiongkok dan kandungan anasir (pemahaman) Buddha. 
  • Liman (belalai) adalah bagian dari gajah yang merupakan simbol Ganesha sebagai putra Dewa Syiwa dari negeri India. Simbol ini menggambarkan unsur agama Hindu. 
Terdapat penafsiran sednri atas makna Paksi Naga Liman yang mengisyaratkan kejayaan kedaulatan, burung penjaga kedaulatan di udara atau Jaya Dirgantara Naga penjaga kedaulatan laut atau Jaya Bahari dan Gajah penjaga kedaulatan di darat atau Jaya Bhumi

Kereta Kencana Paksi Naga Liman diyakini telah ada sejak masa pangeran Cakra Bhuana berdasarkan naskah tertulis pada Candra Sangkala (1428 M/1350 saka). Kereta tersebut digunakan untuk menyerang Kerajaan Galuh Gunung Jati dan menjadi kereta kebesaran Kerajaan Cirebon.

Kereta Kencana Paksi Naga Liman adalah simbol Cirebon sebagai negeri tempat terjadinya asimilasi dan pluralisasi dari tiga kebudayaan, serta menempatkan Cirebon pada puncak keunggulan peradaban pada masanya.

Kereta Kencana Paksi Naga Liman dapat dilihat di museum Kanoman atau yang biasa disebut dengan Gedung Pusaka. Untuk dapat melihat Kereta Kencana Paksi Naga Liman, anda perlu mengeluarkan dana Rp10.000 untuk membeli tiket masuk ke Gedung Pusaka. Di museum Kanoman atau Gedung Pusaka terdapat Kereta Kencana Paksi Naga Liman yang asli dan Kereta Kencana Paksi Naga Liman yang replika (tiruan). Tata letak atau lokasi museum Kanoman atau Gedung Pusaka sendiri berada di Keraton Kanoman Cireon, 
Jalan Kanoman 40, Kampung Kanoman, Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon tepatnya berada di belakang Pasar Kanoman.


Penulis:

Mauluddina Rizqi N (118020500)