Lawang Seblawong

Lawang Seblwong
Pada awalnya Keraton Kanoman Cirebon merupakan pusat peradaban Kesultanan Cirebon, yang kemudian karena ada masalah internal terpecah menjadi Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Kaprabonan. Keraton Kanoman Cirebon didirikan oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I, pada sekitar tahun 1510 Ĺ aka atau 1588 M. Keraton Kanoman merupakan satu kompleks tertua di Cirebon yang secara tata letak terbagi atas 6 bagian, yaitu:
  1. Alun Alun Kanoman, di bagian ini terdapat beberapa bangunan yaitu Pancaratna, Pancaniti, Cungkup Alu, dan Cungkup Lesung. 
  2. Lemah Duwur/Siti Hinggil (Tanah Tinggi), di kompleks ini terdapat dua buah bangunan yaitu Balai/Mande Manguntur dan Panggung. 
  3. Halaman Lawang Seblawong, di halaman ini terdapat dua buah bangunan Lawang Seblawong dan Bale Paseban. 
  4. Halaman Tajug Kanoman, pada halaman ini terdapat dua buah bangunan yaitu Tajug Kanoman (Musala Kanoman) dan Gedung Gajah Mungkur. 
  5. Halaman Jinem Kanoman, pada halaman ini terdapat beberapa buah bangunan yaitu Sanggar Kemuning, Gedung Pusaka, Paseban Singabrata, Jinem, dana Bale Semirang. 
  6. Halaman Keraton Kanoman, pada halaman ini terdapat tempat tinggal kerabat Kesultanan Kanoman yaitu Kaputren dan Pulantara. 
Tata letak atau lokasi Keraton Kanoman Cirebon sendiri berada di Jalan Kanoman 40, Kampung Kanoman, Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon tepatnya berada di belakang Pasar Kanoman. Yang akan dibahas pada artikel ini adalah Lawang Seblawong atau Pintu Seblawong.

Lawang Seblawong atau Pintu Seblawong merupakan salah satu warisan bangunan bersejarah dari Keraton Kanoman Cirebon. Letak Lawang Seblawong berada di sebelah barat kompleks Lemah Duwur/Siti Hinggil Keraton Kanoman Cirebon. Bangunan Pintu Seblawong berbentuk kori agung (paduraksa) yang terbuat dari batu bata berwarna putih. Pada bagian tengah gerbang besar ini terdapat sebuah pintu yang terbuat dari bahan kayu jati yang besar dan tebal. Pintu Seblawong juga dihiasi dengan piring-piring keramik kuno dari China yang ditempelkan pada permukaan dindingnya. Gerbang besar ini mempunyai tinggi 9 meter, lebar 4,8 meter, dan tebal 2 meter. Nama Lawang Seblawong sendiri berasal dari bahasa Sunda kuno dan Jawa yang berarti, lawang memiliki arti pintu dan seblawong memiliki arti besar atau tinggi. Jadi Lawang Seblawong atau Pintu Seblawong adalah Pintu Besar/Tinggi.

Lawang Seblawong mempunyai peranan yang penting pada waktu perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW karena pintu ini merupakan salah satu pintu yang dilalui pada proses iring-iringan Panjang Jimat setiap peringatan Muludan Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, pintu ini hanya dibuka setiap setahun sekali ketika upacara Panjang Jimat atau Maulid Nabi di Keraton Kanoman Cirebon. Pintu itu pun hanya dilewati Sultan ketika pawai alegori atau bernuansa sufi. Pintu Seblawong di Keraton Kanoman Cirebon sempat terbengkalai karena terjadi perebutan warisan antar keturunan raja.

Pintu besar yang berdiri kokoh di area sebelah barat kompleks Lemah Duwur/Siti Hinggil Keraton Kanoman Cirebon ini, konon dipercaya oleh masyarakat sekitar bisa terhubung dengan dunia gaib (alam lain) atau alam lelembut.

Untuk dapat melihat Lawang Seblawong, anda tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun karena masuk Keraton Kanoman Cirebon gratis alias tidak ada biaya tiket masuk. Terkecuali jika anda ingin menyewa guide untuk mengetahui sejarah-sejarah bangunan yang ada di Keraton Kanoman Cirebon.





Penulis:


Mauluddina Rizqi N (118020500)